Jakarta –Kericuhan yang terjadi pada acara musik Lentera Festival di Tangerang akhir pekan lalu membuat banyak orang penasaran dengan fakta-fakta di balik kejadian tersebut. Grup musik Guyon Waton, yang seharusnya tampil di festival tersebut, akhirnya angkat bicara dan menjelaskan kronologi versi mereka.
Menurut Alwi, manajer Guyon Waton, kericuhan bermula dari masalah pembayaran yang belum diselesaikan oleh panitia. “Pada intinya adalah pihak panitia sampai H-1 itu belum bisa melunasi administrasi Guyon Waton.
Tapi untuk DP sudah masuk 50% di kami, nah sesuai peraturan dari Guyon Waton itu kita tetap berangkat untuk sound check dan ngasih tenggang waktu pelunasan di hari H sampai setelah sound check,” ujar Alwi saat dihubungi.
Namun, hingga hari pelaksanaan, bayaran Guyon Waton tak kunjung dilunasi. Nasib serupa dialami oleh penampil lainnya seperti NDX AKA, serta pihak vendor. Ketua pelaksana konser sebelumnya berjanji akan melunasi pembayaran pada saat itu juga dan meminta semua pihak yang terlibat hadir. Namun, janji tersebut tidak ditepati, dan ketua pelaksana tiba-tiba menghilang.
“Sampai sore salah satu panitia yang kami kejar bilang kalo ketua panitianya itu gak bisa dihubungi alias menghilang,” jelas Alwi.
Akhirnya, Guyon Waton dan NDX AKA memutuskan untuk tidak tampil karena bayaran belum dilunasi. Mereka langsung menuju ke venue untuk mengambil alat-alat yang sudah diset di panggung.
Sayangnya, semua panitia yang dicari tidak ada di lokasi, dan keadaan panggung juga gelap karena pihak vendor menolak menyalakan listrik panggung akibat pembayaran yang belum lunas.
Keadaan pun menjadi kacau. Penonton mulai marah dan merusak barikade besi di depan panggung. Saat Guyon Waton naik ke panggung untuk mengambil alat-alat band, mereka dilempari botol dan dituduh sebagai panitia oleh penonton. Kericuhan pun tak terhindarkan.
“Penonton sudah mulai marah dan merusak barikade besi depan panggung. Dan saat kami naik ke panggung untuk take out alat band, kami dilempari botol-botol dan dituduh crew kami adalah panitianya. Sampai pada akhirnya penonton sudah tidak bisa dikendalikan lagi,” jelas Alwi.
Kericuhan tersebut membuat suasana mencekam, dengan penonton yang membakar panggung dan merusak hampir semua alat-alat vendor. Kasus ini kemudian diusut oleh pihak kepolisian.