Pagi ini, Bolivia diguncang oleh upaya kudeta yang gagal. Pasukan pemerintah dengan cepat merespons, berhasil memukul mundur pasukan dan tank yang dipimpin oleh Zuniga, tokoh utama di balik rencana kudeta tersebut.
“Wakil Menteri Dalam Negeri, Jhonny Aguilera, secara langsung menghadap Zuniga, ‘Jenderal, Anda ditahan,'” kata seorang sumber pemerintah.
Presiden Luis Arce dengan tegas menanggapi situasi tersebut, menegaskan bahwa tidak ada yang dapat mengambil alih demokrasi di Bolivia saat ini. Arce juga berkomitmen untuk memecat Zuniga dari posisi pentingnya, sambil mendesak rakyat untuk bersatu melawan segala bentuk kudeta demi menjaga stabilitas demokrasi di negara ini.
Bolivia telah terperangkap dalam ketidakstabilan politik selama bertahun-tahun, terutama setelah pemecahan Partai gerakan menuju Sosialisme (MAS) yang memunculkan dua kubu: yang dipimpin oleh Arce dan yang mendukung mantan presiden Evo Morales.
Evo Morales, presiden pertama Bolivia yang sangat populer di kalangan rakyat, mengakhiri masa jabatannya pada 2019 setelah protes massal terkait dugaan kecurangan dalam pemilihan presiden. Namun, Arce, sekutu dekatnya, memenangkan pemilu pada Oktober 2020 dan mengembalikan stabilitas dalam beberapa aspek pemerintahan.
Namun, perebutan kekuasaan antara Arce dan Morales terus tumbuh, dengan Morales secara terbuka mengkritik pemerintah dan menuding Arce terlibat dalam korupsi, perdagangan narkoba, serta upaya politik untuk menyingkirkan dirinya dari panggung politik Bolivia.