Petugas BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara melakukan survei makro terhadap salah satu bangunan di Desa Kalisalak, Kecamatan Batang, Kabipaten Batang, Jawa Tengah, Senin (8/7/2024), untuk mengetahui tingkat kerusakan akibat gempa bermagnitudo 4,4 yang terjadi pada Ahad (7/7/2024) siang. (ANTARA/HO-Stageof Banjarnegara)
Banjarnegara – Sebuah survei dilakukan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Banjarnegara untuk mengetahui seberapa parah gempa bermagnitudo 4,4 yang mengguncang Kabupaten Batang, Jawa Tengah, pada Ahad (7/7) siang. Tujuan dari survei ini adalah untuk mengetahui seberapa parah gempa tersebut.
“Saat ini, kami masih di lokasi untuk melakukan survei makro untuk mengetahui kerusakan dan survei mikro dengan pengukuran alat nanti,” kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika (Stageof) Banjarnegara Hery Susanto Wibowo saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jateng, Senin.
Ia mengakui berdasarkan pantauan Stageof Banjarnegara, gempa tektonik bermagnitudo 4,4 yang terjadi pada Ahad (7/7), pukul 14.35 WIB yang episenternya berada di darat dengan kedalaman 6 kilometer pada jarak 5 kilometer arah timur laut Batang itu merupakan yang pertama kali terjadi dalam dua dekade terakhir.
Selama ini, kata dia, gempa tektonik sering kali terjadi di wilayah selatan Batang yang berbatasan dengan Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara.
“Itu karena aktivitas tektonik di wilayah Dieng sejak 2023 cukup lumayan, sehingga sering terjadi gempa,” katanya menjelaskan.
Dia menyatakan bahwa gempa yang terjadi pada hari Ahad (7/7) itu disebabkan oleh aktivitas sesar aktif dari sesar Baribis-Kendeng, yang diduga masih rangkaian atau sayatan.
Sebuah studi yang dilakukan oleh beberapa ahli dari Pusat Studi Gempa Nasional pada tahun 2017 (PuSGeN 2017) menunjukkan bahwa magnitudo gempa yang mungkin terjadi di wilayah Batang dan pantai utara (pantura) Jateng dapat mencapai lebih dari 6.
“Potensi atau ancaman gempa itu memang ada, tapi kita semua tidak tahu kapan gempa itu akan terjadi. Seperti di Cianjur (Jawa Barat) itu tidak diketahui ada sesar dan terjadi gempa bumi, apalagi untuk wilayah Batang, Pekalongan, dan sekitarnya itu ada sesar yang memang memiliki potensi gempa, tentunya harus lebih siap lagi,” katanya.
Oleh karena itu, kata dia, dengan mengetahui potensi gempa yang ada di wilayah Batang dan sekitarnya, masyarakat diimbau untuk benar-benar memerhatikan kondisi bangunan agar dapat meminimalisasi risiko ketika kembali terjadi gempa.
“Jika mendapatkan informasi mengenai gempa, silakan hubungi instansi terkait seperti BMKG maupun BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) setempat,” katanya.
Sumber Antaranews