Tim SAR gabungan mengevakuasi jasad korban tanah longsor di areal tambang emas rakyat di Desa Tulabolo Timur, Suwawa Timur, Bone Bolango, Gorontalo, Selasa (8/7/2024). ANTARA/HO- Basarnas.
Jakarta – Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) mengungkapkan banyaknya warga mendirikan tenda di bawah areal tambang emas rakyat yang longsor di Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo telah berimplikasi pada jumlah korban yang terdampak.
“Dari posko melaporkan di bawah longsoran itu ada banyak camp warga. Ada ibu dan anak juga yang menjadi korban sudah ditemukan,” kata laporan dari pusat koordinasi operasi SAR Basarnas yang diterima di Jakarta, Selasa.
Di posko utama operasi SAR gabungan di Desa Tulabolo Timur, jumlah korban telah meningkat 72 orang pada Senin (8/7) malam, menjadi 104 orang.
Dari jumlah korban tersebut, 12 orang dilaporkan meninggal dunia, 44 orang selamat dengan luka ringan dan berat, dan 48 orang masih dalam pencarian.
Mereka yang meninggal dunia dan yang luka-luka dibawa ke berbagai rumah sakit di Bone Bolango dan Gorontalo.
Faktor-faktor yang menyebabkan longsor di area tambang rakyat dan sekitarnya masih belum diketahui oleh Basarnas. Namun, tim SAR mengatakan bahwa hujan dengan intensitas sedang-demi mengguyur selama beberapa waktu sejak Sabtu (6/7) hingga Senin malam, yang memperparah dampak longsor karena tanah menjadi lebih labil.
Menurut Heriyanto, Kepala Kantor SAR Gorontalo, hujan yang terus-menerus kemarin malam membuat pencarian dan evakuasi korban yang dilakukan oleh ratusan personel tim SAR gabungan tertunda sebentar. Namun, operasi tersebut kembali dilanjutkan pagi ini, hari ketiga.
Sebelumnya, pusat koordinasi operasi SAR Basarnas menerima laporan terjadi bencana tanah longsor di areal tambang rakyat di Desa Tulabolo Timur, Suwawa Timur, Bone Bolango, Gorontalo, Sabtu (6/7) dan ada jiwa yang terancam untuk segera membutuhkan pertolongan.
Sumber Antaranews