Calon presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump mendapat pengawalan dari Dinas Agen Rahasia AS saat ia meninggalkan rumah pada akhir Hari ke-2 Konvensi Nasional Partai Republik, di Fiserv Forum di Milwaukee, Wisconsin, Ameira Serikat (16/7/2024). ANTARA/REUTERS/Evelyn Hockstein/aa.
Ankara – Setelah percobaan pembunuhan mantan Presiden AS Donald Trump, Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) dan Biro Investigasi Federal (FBI) mengeluarkan buletin yang memperingatkan lembaga penegak hukum di seluruh negeri tentang kemungkinan serangan “lanjutan atau pembalasan”.
Buletin gabungan yang dikeluarkan pada Senin malam oleh DHS dan FBI menyatakan kekhawatiran terhadap serangan “lanjutan atau pembalasan” dan meminta orang untuk berhati-hati dalam acara pemilu mendatang, menurut ABC News.
Peringatan tersebut, yang dikeluarkan saat Konvensi Nasional Partai Republik dimulai di Milwaukee, meminta masyarakat untuk tetap waspada dan melaporkan setiap perilaku yang mencurigakan.
Buletin tersebut menyatakan kekhawatiran atas potensi kekerasan di acara-acara mendatang yang terkait dengan pemilu presiden 2024, mengutip potensi ancaman dari anggota komunitas daring.
“FBI dan DHS tetap khawatir… terutama mengingat bahwa sejumlah individu di beberapa komunitas daring telah mengancam, mendorong, atau mereferensikan tindakan kekerasan sebagai respons terhadap percobaan pembunuhan tersebut,” kata buletin itu.
Peringatan tersebut muncul beberapa hari setelah Trump, yang sedang mencalonkan diri kembali, melarikan diri dari upaya pembunuhan yang terjadi pada hari Sabtu selama kampanyenya di Pennsylvania.
Dia menghadiri konvensi pada Senin meskipun telinga kanannya mengalami cedera.
Dinas Rahasia menembak pelaku penembakan, Thomas Matthew Crooks, yang berusia 20 tahun, hingga tewas di lokasi kejadian. Meskipun tampaknya terluka, Trump selamat dari serangan itu.
Otoritas federal masih menyelidiki motif penembakan tersebut, sembari mencatat bahwa “gaung dari topik-topik yang memecah belah dalam wacana publik” mungkin memicu ancaman baru.
Buletin tersebut memperingatkan bahwa pelaku tunggal atau beberapa kelompok kecil mungkin terus menargetkan rapat umum politik dan acara-acara kampanye.
Otoritas federal telah mengawasi serangan dan rencana bermotif politik yang menargetkan kandidat dan pejabat pemerintah sebelum peristiwa tersebut. Mereka juga telah melihat taktik yang mengganggu seperti ancaman bom palsu dan surat berisi bubuk putih yang dikirim ke kantor pemilihan.
Sumber Antaranews