Ilustrasi – Keanekaragaman hutan Amazon dilihat dari atas, merupakan kanopi hutan tropis. ANTARA/Shutterstock/pri. (ANTARA/Shutterstock)
Kolombia – Mascho Piro, suku terasing asli terbesar di Peru yang menghindari komunikasi dengan orang asing, terlihat meninggalkan Amazon Peru, menurut gambar yang dirilis oleh Organisasi Survival International pada Rabu (17/7).
Menurut organisasi hak asasi manusia yang bekerja sama dengan masyarakat adat, Mashco Piro difoto pada akhir Juni di tepi sungai dekat perbatasan Brasil.
Lebih dari 50 suku meninggalkan hutan hujan Amazon Peru dalam beberapa pekan terakhir untuk mencari makanan, dan mereka tampaknya menjauh dari perusahaan penebangan kayu yang semakin meningkat, menurut organisasi adat setempat FENAMAD.
“Ini adalah bukti yang tak terbantahkan bahwa banyak Mashco Piro tinggal di kawasan ini yang tidak hanya gagal dilindungi oleh pemerintah tetapi juga dijual kepada perusahaan penebangan kayu,” kata presiden FENAMAD, Alfredo Vargas Pio.
Survival International menyampaikan bahwa salah satu konsesi terbesar yang beroperasi di wilayah tersebut adalah perusahaan penebangan kayu bernama Maderera Canales Tahuamanu SAC. Perusahaan tersebut telah membangun jalan sepanjang lebih dari 120 mil (193 kilometer) untuk truk penebang kayu untuk mengambil kayu.
Kehadiran pekerja Maderera Canales Tahuamanu merupakan ancaman bagi masyarakat Mashco Piro karena kemungkinan bentrokan dengan suku lain dan karena penebang dapat membawa penyakit yang mematikan.
Suku Mashco Piro tinggal di antara dua cagar alam di Madre de Dios di tenggara Peru dan tidak berhubungan dengan orang lain.
Lebih dari 750 anggota suku mengungsi ke wilayah hutan terpencil untuk menghindari eksploitasi selama boom karet pada awal abad ke-19. Sejak saat itu, mereka telah dipaksa mengungsi karena adanya pembalak liar dan penyelundup narkoba di sekitar mereka.
Sumber : Anadolu-OANA