Ilustrasi – Virus Nipah, ancaman baru setelah pandemi COVID-19. ANTARA/Shutterstock/aa.
Jakarta – Salah satu virus zoonosis yang paling umum adalah nipah. Ini menular ke manusia dan hewan lain seperti babi melalui kontak dekat atau cairan tubuh dari individu yang terinfeksi.
Selasa (23/7) Medical Daily melaporkan bahwa virus ini juga dapat menular langsung melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi.
Pejabat kesehatan di Kerala, India Selatan, baru-baru ini menyatakan bahwa ada wabah virus Nipah. Seorang anak laki-laki berusia 14 tahun meninggal akibat infeksi virus yang sangat fatal.
Ia menunjukkan gejala dari virus Nipah sekitar 10 hari dan meninggal secara tragis akibat serangan jantung ketika menjalani perawatan di rumah sakit. Diketahui infeksinya menyebabkan komplikasi yang parah, termasuk infeksi saluran pernafasan akut dan ensefalitis yang fatal.
Dalam reaksi terhadap wabah ini, pejabat kesehatan lokal telah mengidentifikasi 60 individu yang memiliki hubungan dekat dengan anak laki-laki tersebut sebagai berisiko tinggi untuk tertular.
Sebelumnya, 17 orang meninggal di negara bagian tersebut pada tahun 2018. Karena virus itu memiliki tingkat kematian 40 hingga 75 persen dan berpotensi memicu pandemi baru, para pejabat telah mengambil tindakan pengendalian yang ketat.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya mengklasifikasikan Nipah sebagai patogen prioritas karena potensinya yang tinggi untuk menyebabkan epidemi karena tidak ada vaksin atau obat yang tersedia.
Tanda terkena infeksi:
Tanda-tanda infeksi virus Nipah bisa muncul dalam waktu tiga hari hingga dua minggu setelah terpapar.
Gejala awalnya berupa demam, sakit kepala, batuk, sakit tenggorokan, muntah, dan kesulitan bernapas.
Ketika penyakit ini berkembang, pasien mungkin mengalami disorientasi, mengantuk, kebingungan, kejang, dan koma. Pada individu yang sembuh dari infeksi, terdapat laporan kejang dan perubahan kepribadian.
Cara pencegahan:
WHO menyarankan agar tempat yang terkena dampak dikarantina segera untuk mencegah penularan virus Nipah ke manusia. Hewan yang terinfeksi harus dimusnahkan, dan bangkainya harus dikubur atau dibakar dengan protokol yang ketat.
Membatasi atau melarang hewan keluar dari peternakan yang terinfeksi juga sangat membantu mencegah penyakit menyebar.
Untuk mencegah penularan virus dari manusia ke manusia, sangat penting untuk menghindari kontak dekat dan tidak terlindungi dengan orang yang terinfeksi.
Mencegah penyebaran penyakit juga memerlukan mencuci tangan secara teratur setelah merawat atau mengunjungi orang sakit.
Penyedia layanan kesehatan disarankan untuk mengenakan pakaian pelindung, sarung tangan, pelindung mata, dan respirator N95 saat menangani pasien yang diduga menderita penyakit ini.
Sumber Antaranews