Arsip foto – Staf UNRWA di sebelah sekolah UNRWA yang rusak parah di Nuseirat, wilayah tengah, Jalur Gaza, Juli 2024. ANTARA/HO-© 2024 UNRWA Foto/Ashraf Amra/pri.
Washington – Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan pada Jumat (26/7) bahwa lebih dari 560 pengungsi tewas saat mengungsi di lokasi pengungsian yang dimiliki oleh PBB di Jalur Gaza.
Pusat kami di Gaza dihancurkan sampai tidak dapat diidentifikasi. Pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, Antonia Marie De Meo, wakil komisaris jenderal UNRWA, menyatakan bahwa lebih dari 560 pengungsi, termasuk banyak perempuan dan anak-anak, terbunuh saat berlindung di bawah bendera PBB.
“Banyak dari sekolah kami dihancurkan dan tidak lagi dapat digunakan sebagai sekolah. Dalam dua pekan terakhir saja, delapan sekolah UNRWA, yang semuanya menjadi tempat penampungan pengungsi, telah diserang.
De Meo mengatakan, perempuan, anak-anak, jurnalis dan pekerja kemanusiaan semuanya terus membayar “harga yang sangat mahal”.
“Tidak terkecuali UNRWA. 199 rekan kami kini telah terbunuh, sebagian besar bersama keluarga mereka,” katanya, seraya menegaskan kembali bahwa “tidak ada tempat yang aman di Gaza.”
Di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, Israel menghadapi kecaman internasional karena mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Menurut otoritas kesehatan setempat, hampir 39.200 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 90.400 telah terluka.
Sebagian besar wilayah Gaza telah hancur lebih dari sembilan bulan setelah serangan Israel karena kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Mahkamah Internasional menuduh Israel melakukan genosida, memaksa Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militer di kota Rafah di selatan, di mana lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei.
Sumber: Anadolu / Antaranews