Ilustrasi: Penyerahan SK PPPK dan CPNS Unja tahun anggaran 2023, Senin (29/7/2024). (ANTARA/HO-Unja)
Mataram – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengingatkan pelamar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) atau Aparatur Sipil Negara (CASN) untuk tidak tergiur dengan janji palsu bahwa mereka akan menjadi ASN.
Di Mataram, Kamis, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) NTB Yusron Hadi menyatakan, “Ya, kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah tergiur dengan iming-iming lulus sebagai ASN.”
Yusron mengatakan bahwa setiap orang yang mengikuti Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dan Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) tidak dapat mengubah peserta CPNS dan PPPK.
“Jadi kalau mau lulus, mulai dari sekarang persiapkan diri. Mulai dokumen administrasi sampai dengan belajar untuk persiapan SKD dan SKB,” pesannya.
“Bila ada oknum yang menawarkan kelulusan ASN segera lapor ke pemerintah daerah,” kata Yusron.
Akibatnya, ia meminta orang-orang untuk bersabar dan menunggu pengumuman resmi dari pemerintah tentang pengumuman penerimaan CASN. Sampai saat ini, belum ada pengumuman resmi dari pemerintah pusat tentang kapan pendaftaran dan tes CASN akan dimulai.
Tunggu keterangan resmi dari pemerintah, katanya.
NTB memiliki total 14.829 formasi CASN dan PPPK, dengan 1.696 formasi CASN dan 13 formasi PPPK, masing-masing di Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu, dan Kabupaten Lombok Tengah.
Selain itu, ada 1.600 formasi di Kabupaten Lombok Timur, 1.261 formasi di Kabupaten Sumbawa, 1.000 formasi di Kabupaten Lombok Utara, 829 formasi di Kota Bima, dan 676 formasi di Kota Mataram. Sementara itu, Pemprov NTB memiliki 500 formasi, dan Kabupaten Lombok Barat hanya memiliki 339 formasi.
Dari 500 kuota formasi CPNS dan PPPK Pemprov yang disetujui oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) untuk rekrutmen tahun 2024, terdiri dari 140 formasi CPNS, terdiri dari 70 formasi tenaga kesehatan dan 70 formasi tenaga teknis, dan 360 formasi PPPK, terdiri dari 130 formasi guru, 55 formasi tenaga kesehatan, dan 175 formasi tenaga teknis.
Sumber Antaranews