Wakil Bendahara II Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Richard Sam Bera (ketiga kiri) mengalungkan bunga kepada pebulu tangkis Gregoria Mariska Tunjung (kedua kiri) setibanya di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Kota Tangerang, Banten, Jumat (9/8/2024). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/aww. (ANTARA FOTO/SULTHONY HASANUDDIN)
Jakarta – Komite Olimpiade Indonesia (KOI) memanfaatkan sejarah dan prestasi Olimpiade Paris 2024 untuk mempersiapkan Olimpiade Los Angeles 2028.
Raja Sapta Oktohari, Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia, mengucapkan terima kasih atas hasil akhir Tim Indonesia di Olimpiade Paris 2024. Ia juga berharap cabang olahraga lain dapat lolos ke Olimpiade Los Angeles 2028.
“Alhamdulillah, Olimpiade sudah sampai di akhir, Saya ucapkan terima kasih untuk atlet, pengurus cabor, pemerintah dan semua supporting sistem,” ujar pria yang akrab disapa Okto itu dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Banyak sejarah dibuat. Masih ada dua tahun lagi, dan kami meminta cabor lain untuk berpartisipasi dalam kualifikasi Olimpiade Los Angeles 2028. Selain itu, kita juga akan mempersiapkan Olimpiade Anak 2030.
Tim Indonesia membawa pulang dua medali emas dan satu medali perunggu dari Olimpiade Paris 2024 dalam satu hari.
Veddriq Leonardo, yang turun di nomor speed putra dalam cabang olahraga sport climbing, menerima medali emas pertama. Hampir sembilan jam kemudian, atlet angkat besi Rizki Juniansyah dari kelas 73 kg meraih medali emas kedua untuk Tim Indonesia.
Sementara, satu medali perunggu diperoleh Gregoria Mariska Tunjung di cabang olahraga badminton nomor tunggal putri.
Dua atlet bulutangkis, Susy Susanti dan Alan Budikusuma, memenangkan dua medali emas di Olimpiade Paris 2024, menyamai pencapaian 32 tahun sebelumnya.
Sebaliknya, Paris 2024 menjadi rekor baru karena tim Indonesia untuk pertama kalinya menerima medali emas dari dua cabang olahraga, bukan hanya bulutangkis.
“Sangat bersyukur ya. Kalau saya di CdM fokusnya di hilir. Yang hebat itu Veddriq, Rizki, Gregoria dan semua atlet, tim official, pengurus cabor, NOC Indonesia, Pemerintah, Kemenpora dan masyarakat yang telah mensupport,” kata Chef de Mission (CdM) Anindya Bakrie.
Selain itu, kemenangan Indonesia pada dua medali emas dan satu perunggu membawa negara tersebut menempati peringkat 39 di klasemen perolehan medali, lebih tinggi dari pencapaian tim Indonesia di Tokyo 2020, di mana mereka menempati peringkat 55 di dunia.
Sangat jelas bahwa ini adalah peningkatan yang signifikan untuk peringkat Indonesia dari 55 ke 39. Penantian 32 tahun menghasilkan dua emas dari cabang dil uar badminton. Anindya menyatakan bahwa kemampuan Indonesia untuk mengalahkan AS dan Cina di luar badminton menunjukkan bahwa olahraga Indonesia semakin dihormati dan dihormati.
Anindya berharap tim Indonesia dapat meloloskan lebih banyak atlet dari berbagai cabang olahraga agar lebih banyak medali emas dapat diraih.
“Dari 12 cabor yang terkualifikasi, kita dapat tiga medali dari tiga cabang olahraga. Tentu ini hasil yang manis. Untuk bisa masuk G-20 olahraga, paling tidak kita harus bisa meraih lima medali emas. Tinggal kita cari tiga lagi,” kata Anindya.
“Evaluasi harus segera dilakukan, infrastruktur sudah ada dari Pak Jokowi dan tinggal dilanjutkan oleh Pak Prabowo sebagai Presiden terpilih. Semoga semua stakeholder olahraga bisa bersatu dan meraih hasil lebih baik lagi di Olimpiade 2028 Los Angeles.”
Sumber Antaranews