• Tue. Nov 19th, 2024

    Paus Fransiskus Temui Kerabat Korban Ledakan Pelabuhan Beirut yang Terjadi pada Tahun 2020

    5
    (1)

    Paus Fransiskus berjalan dalam pertemuan dengan kerabat korbanĀ ledakan pelabuhan Beirut 2020, di Vatikan (26/8/2024). ANTARA/Anadolu/PY.

    Kota Vatikan – Dalam sebuah pertemuan yang diadakan pada Senin di Vatikan, Paus Fransiskus menyampaikan rasa duka kepada keluarga korban ledakan pelabuhan Beirut, Lebanon, pada 2020.

    Dia mengungkapkan bahwa dia sangat terharu berada di tengah orang-orang yang kehilangan kerabat terkasih mereka.

    Fransiskus mengenang semua yang tewas dalam tragedi itu dan terus mendoakan mereka dan keluarga mereka yang telah meninggal.

    Selain itu, dia menekankan keinginan kolektif untuk menguak keadilan dan kebenaran di balik tragedi tersebut.

    Fransiskus juga berduka atas kematian orang-orang yang tak bersalah akibat perang di Beirut, Palestina, dan Israel.

    Dia mengatakan bahwa Lebanon menjadi salah satu negara yang menanggung akibat dari konflik-konflik yang terjadi di Timur Tengah.

    Menurut pemimpin Gereja Katolik itu, perang tidak pernah membawa kebaikan, tetapi justru menciptakan keadaan yang lebih buruk.

    Fransiskus juga menyampaikan harapannya agar perdamaian tercipta di Lebanon dan Timur Tengah.

    Dia menekankan bahwa Lebanon seharusnya tetap menjadi sebuah proyek perdamaian, di mana masyarakat hidup harmonis, kepentingan bersama lebih diutamakan, dan beragam penganut agama bersatu dalam semangat persaudaraan.

    Pelabuhan Beirut diguncang ledakan besar pada 4 Agustus 2020 yang menewaskan lebih dari 200 orang dan melukai 6.500 lainnya.

    Sekitar 50.000 rumah di sekitarnya rusak, dan kerugian total diperkirakan mencapai 15 miliar dolar AS (sekitar Rp231 triliun).

    Ini dianggap sebagai ledakan non-nuklir terbesar dalam sejarah.

    Pada Januari, pengadilan tertinggi Lebanon memutuskan untuk membebaskan semua orang yang ditahan dalam penyelidikan ledakan itu.

    Jaksa Agung Ghassan Oweidat kemudian mengajukan tuntutan terhadap hakim Tarek Bitar, yang memimpin penyelidikan.

    Penyelidikan itu dimulai dua hari sebelumnya setelah ditangguhkan selama tiga belas bulan karena penentangan politik. Bitar berusaha menanyai sejumlah pejabat tinggi yang diduga terkait dengan peristiwa tersebut.

    Sumber: Anadolu-OANA

    How useful was this post?

    Click on a star to rate it!

    Average rating 5 / 5. Vote count: 1

    No votes so far! Be the first to rate this post.

    0Shares

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *