Ilustrasi: Seorang petani memperlihatkan hasil panen jagung bioteknologi di Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (24/5/2023). (ANTARA/Sugiharto Purnama)
Jakarta – BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) terus berkomitmen untuk memacu penelitian di bidang sumber daya hayati, termasuk rekayasa genetik. Upaya ini bertujuan untuk mendukung pengembangan bioteknologi yang berkelanjutan dan meningkatkan produktivitas pertanian serta kesehatan masyarakat.
Selain itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga terus memacu perkembangan riset sumber daya hayati untuk mendukung cita-cita Indonesia Emas 2045.
Di Jakarta, Senin, Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian menyatakan bahwa BRIN terus melakukan berbagai riset dan inovasi, bukan hanya pada tingkat spesies, tetapi bahkan mencapai rekayasa genetik. Misalnya, ia melakukan riset biologi struktural untuk mempelajari struktur molekul biologi hayati dan rekayasa genetika sebagai bagian dari bioteknologi.
“Pengembangan riset di bidang ini sangat penting sebagai dasar untuk mendapatkan nilai bioprospeksi dari beragam sumber daya hayati di Indonesia,” katanya.
Amarulla menilai apakah suatu organisme dapat dimodifikasi untuk meningkatkan kualitas, produktivitas, dan ketahanan dengan menggunakan informasi genetiknya.
Hal tersebut, kata Amarulla, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan sumber daya alam untuk generasi mendatang dan mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.
BRIN juga mendorong kolaborasi dengan institusi pendidikan dan industri untuk mempercepat penerapan hasil riset ke dalam praktik nyata.
Dengan langkah ini, BRIN berupaya menjadikan Indonesia sebagai pusat riset bioteknologi di Asia Tenggara, sekaligus meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global.
Sumber Antaranews