• Wed. Oct 2nd, 2024

    PBB Tak Ingin Israel Lakukan Invasi Darat Apa pun di Lebanon

    0
    (0)

    Juru Bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Stephane Dujarric. ANTARA/un.org

    New York – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan penolakannya terhadap kemungkinan invasi darat Israel ke Lebanon, menyusul meningkatnya ketegangan antara kedua negara.

    Dalam pernyataan resmi, PBB mendesak semua pihak untuk menahan diri dan menghindari tindakan yang dapat memperburuk situasi yang sudah tegang di kawasan.

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Senin (30/9), menyatakan keprihatinan atas memburuknya situasi di Lebanon di tengah meningkatnya serangan Israel

    Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan dalam konferensi pers bahwa Sekjen PBB Antonio Guterres “tetap sangat prihatin dengan konsekuensi kemanusiaan dari peristiwa yang terjadi di Lebanon.”

    Dujarric juga menekankan bahwa Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 harus diterapkan, menekankan seruan Guterres kepada semua pihak untuk menahan diri dan meredakan ketegangan.

    Resolusi yang ditetapkan pada 11 Agustus 2006 meminta penghentian penuh permusuhan Lebanon-Israel dan pembentukan zona demiliterisasi antara Sungai Litani dan Garis Biru, yang merupakan perbatasan de facto antara Lebanon dan Israel.

    Dujarric mengatakan bahwa warga sipil adalah yang paling terpengaruh oleh meningkatnya ketegangan.

    “Seruan cepat baru akan diluncurkan besok, Selasa, yang akan berfungsi untuk memobilisasi sumber daya tambahan bagi Lebanon guna memenuhi kebutuhan sekitar satu juta orang yang terkena dampak krisis yang semakin meningkat,” katanya.

    Ketika ditanya apakah PBB akan meminta Israel untuk menahan diri dari serangan darat, Dujarric berkata: “Sekretaris Jenderal telah meminta hal tersebut dan akan terus melakukannya. Kami tidak ingin melihat segala bentuk invasi darat.”

    Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, sejak 23 September, Israel telah melakukan serangan udara massif terhadap apa yang disebutnya sebagai target Hizbullah di seluruh Lebanon, menewaskan lebih dari 900 orang dan melukai lebih dari 2.700 lainnya.

    Ketegangan antara Israel dan kelompok bersenjata di Lebanon meningkat dalam beberapa minggu terakhir, dengan serangkaian serangan roket dan balasan udara. Israel telah mengancam untuk melakukan aksi militer lebih lanjut sebagai respons terhadap ancaman keamanan, dan hal ini memicu kekhawatiran akan munculnya konflik berskala yang lebih besar.

    Banyak pihak mengingatkan bahwa sejarah menunjukkan bahwa konflik militer sering kali hanya memperburuk situasi dan menimbulkan lebih banyak penderitaan bagi masyarakat sipil.

    Sumber Antaranews

    How useful was this post?

    Click on a star to rate it!

    Average rating 0 / 5. Vote count: 0

    No votes so far! Be the first to rate this post.

    0Shares

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *