Ilustrasi – Luncuran guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/YU/aa.
Yogyakarta—Gunung Merapi, yang terletak di perbatasan Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meluncurkan guguran lava sebanyak 21 kali pada hari Kamis, dengan jarak luncur terbesar 1,5 kilometer.
Menurut pengamatan yang dilakukan antara pukul 00:00 dan 06:00 WIB, guguran lava meluncur ke arah Kali Bebeng, kata Agus Budi Santoso, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, di Yogyakarta, Kamis.
“Teramati 21 kali guguran lava ke arah barat daya (Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter,” kata dia.
Gunung Merapi juga mengalami 40 gempa guguran dengan amplitudo 3-21 mm selama 57.56-146.32 detik selama pengamatan.
Pengamatan visual menunjukkan bahwa asap dari kawah bertekanan lemah berwarna putih dengan intensitas tipis berada 150 meter di atas puncak kawah Merapi.
Laporan BPPTKG dari 20-26 September 2024 menunjukkan bahwa morfologi kubah barat daya Gunung Merapi berubah karena aktivitas pertumbuhan kubah, guguran lava, dan awan panas guguran.
Meskipun demikian, morfologi kubah tengah tidak mengalami perubahan signifikan.
“Volume kubah barat daya terukur sebesar 2.777.900 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.366.900 meter kubik,” kata Agus.
Selain itu, BPPTKG terus menetapkan status Gunung Merapi pada Level III, atau Siaga, hingga saat ini.
Untuk mengurangi risiko erupsi Gunung Merapi, BPPTKG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah yang mungkin mengalami bahaya.
Jika terjadi erupsi eksplosif, ujarnya, maka lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Sumber Antaranews